MERA. – Brand Coffee yang Nabrak Teori Branding

I Dengarkan Berita
I Dengarkan Berita

Mera. adalah salah satu coffee shop atau kedai kopi yang cukup populer dan sering disebut sebagai “hidden gem” di kawasan Kampung Kayutangan Heritage, Kota Malang. Meski berlokasi di gang sempit, kedai kopi ini menawarkan pengalaman yang berbeda kepada setiap pengunjungnya, seolah diajak “menjelajahi” bagian otentik dari kawasan Kayutangan.

Tak hanya itu, Mera.  juga menawarkan konsep yang vintage dan estetik. Suasananya yang asri dan hening menjadikan kedai kopi ini nyaman untuk jadi tempat nongkrong. Ditambah pilihan menu yang tidak terlalu banyak, umumnya berupa makanan ringan dan minuman, semakin enak untuk sekadar bersantai ditengah hiruk pikuk kemacetan di Kota Malang.

Merujuk ulasan di Google Maps, Mera. memiliki rating yang cukup tinggi, yakni 4,4. Bahkan, dari beberapa ulasan yang ditulis oleh para pengunjungnya, disebutkan bahwa belum lengkap berwisata ke Kampung Kayutangan Heritage Kota Malang jika tidak mengunjungi dan mencicipi kopi di kedai kopi Mera. ini.

Melihat eksistensi kedai kopi Mera. tersebut, satu pertanyaan pun muncul. Kenapa kedai kopi yang berada di gang sempit bisa ramai pengunjung? Padahal, secara teori branding, lokasi kedai kopi yang berada di gang sempit tidak direkomendasikan karena beberapa hal. Mulai dari visibilitas rendah, akses terbatas, dan jangkauan pasar terbatas.

Nah, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, simak obrolan seru antara Dadik Wahyu Chang (seorang branding consultant sekaligus founder UTERO Indonesia) dengan Romi Jabrand (seorang enterpreneur, praktisi dan aktivis brand asal Cilacap) dalam video bertajuk “PROVLOGATIF EPS 164 | MERA. – Brand Coffee yang Nabrak Teori Branding.”

Related posts

Malang Raya Siap Sambut ICCF 2025

Menjelajahi Chatten Cafe: Kafe Kekinian dengan Sentuhan Retro dan View 360 Derajat di Kota Batu

Prabowo Resmikan 80.081 Koperasi Merah Putih